, Singapore

Singapore's CPF retains ninth spot in world's biggest pension funds

It lagged behind South Korea's National Pension and China's National Social Security.

The Lion City’s Central Provident Fund (CPF) finished as the ninth biggest pension fund in the world with its assets hitting $369.6m (US$269.13m) in 2017, a research by advisory firm Willis Towers Watson revealed.

Based on the research by the firm’s Thinking Ahead Institute, Singapore remained in its 2016 spot and lagged behind other Asian counterparts. Amongst them were South Korea’s National Pension which placed third with assets totalling $800.5m (US$582,938), and China’s National Social Security which placed fourth as its assets hit $627.3m (US$456.9m).

“We saw Asian sovereign and public sector pension funds seeking or taking actions to diversify investments as reflected by new mandates awarded to their asset managers,” Willis Towers Watson head of investments Jayne Bok said.

These investments, according to Bok, range across sustainability-linked or ESG portfolio, global infrastructure, multi-asset, absolute or total return strategy, private market investments, alternative credit and more overseas investing.

The research also found that seven Asian funds made its way to the top 20 biggest pension funds. Their combined assets under management (AuM) surged 25.6% to to $4.53t (US$3.3t) in 2017. In total, the Asian funds made up 44.3% of the assets of the world’s top 20.

Within the Global 300, assets under management (AuM) of 49 Asia Pacific pension funds jumped 20% to almost $6.87t (US$5t) in 2017. Said growth has beaten the Global 300 funds’ over outpacing the Global 300 funds’ overall increase of 15.1%.

“Strong performance gains especially in this region during 2017 helped boost many Asian pension funds,” Bok noted. “However, uncertainties over geo-political and economic events that led to increasing market volatility in 2018 are seen asheadwinds to Asia and some emerging markets.”

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

CEO MSIG Asia berbagi pendekatan terhadap evolusi manajemen risiko

CEO Clemens Philippi menjelaskan alasan MSIG Asia berpegang pada strategi berbasis Jepang untuk berpikir jangka panjang dan keberlanjutan.

Zurich memprediksi sektor UMKM sebagai potensi pertumbuhan untuk asuransi embedded

Roopa Malhotra dari Zurich mengadvokasi asuransi embedded, menekankan sifat kontekstualnya sebagai katalisator kesadaran dan adopsi nasabah.

Bagaimana Singlife berencana untuk memperbesar penetrasi asuransi di Filipina melalui GCash

Para ekspert menyoroti paparan ekonomi negara tersebut terhadap perubahan iklim.

Titan-titan asuransi dan perbankan Asia berjanji untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim

Pemimpin-pemimpin asuransi dan perbankan bergabung untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menekankan perlunya investasi berkelanjutan dan strategi transisi yang inklusif.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.