, Korea

Korean life insurers hit by short-term pain in shift towards protection products

Savings type products require higher capital charges and offer less attractive margins.

Korean life insurers were hit by large operating losses in 2018 partially due to their attempt to move away from savings type products and towards capital-intensive protection-type products to ensure a more stable income stream, according to Moody’s Investors Service.

Although net profit of Korean life insurers rose 3.1% in 2018, premium income fell 2.8% amidst a 13.7% decline in premiums from savings-type products, data from the Financial Supervisory Services (FSS) show. On the other hand, premiums from protection-type products and variable/retirement pension products increased by 2.1% and 3.4% respectively.

“This extends the steady growth of protection-type and variable products in recent years and their weights in insurers' product mix. Premium income from protection-type products surpassed savings-type products in 2017,” analyst Young Kim said in a report.

Savings-type products require higher capital charges under the new regulatory regimes of IFRS 17 and K-ICS which will kick into effect by 2022. On the other hand, protection-type products are less vulnerable to interest-rate movements and economic cycles, and have better margins compared with savings-type products.

“The shift in product mix, driven by industry efforts to adopt profit-driven management strategies and tighten underwriting practice, will gradually improve insurers' mortality/ morbidity gains. Nevertheless, this product-mix transformation, together with subdued economic growth and low interest rates, will continue to weigh on insurers' profitability in 2019,” he added.

On the non-life insurance front, income declined in spite of a premium income growth of 3.1% amidst a higher incurred loss ratio for auto insurance. “We expect the auto loss ratio to stabilize with premium hikes of around 3.0%, as announced by a few non-life insurers, in 2019. On the other hand, premiums for long-term and general insurance increased by 3.0% and 6.3%, respectively,” concluded Kim.

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

CEO MSIG Asia berbagi pendekatan terhadap evolusi manajemen risiko

CEO Clemens Philippi menjelaskan alasan MSIG Asia berpegang pada strategi berbasis Jepang untuk berpikir jangka panjang dan keberlanjutan.

Zurich memprediksi sektor UMKM sebagai potensi pertumbuhan untuk asuransi embedded

Roopa Malhotra dari Zurich mengadvokasi asuransi embedded, menekankan sifat kontekstualnya sebagai katalisator kesadaran dan adopsi nasabah.

Bagaimana Singlife berencana untuk memperbesar penetrasi asuransi di Filipina melalui GCash

Para ekspert menyoroti paparan ekonomi negara tersebut terhadap perubahan iklim.

Titan-titan asuransi dan perbankan Asia berjanji untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim

Pemimpin-pemimpin asuransi dan perbankan bergabung untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menekankan perlunya investasi berkelanjutan dan strategi transisi yang inklusif.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.