, India

Indian insurers' lagging underwriting could hit long-term profits: report

Adequate earnings have not accompanied market growth.

Indian insurers’ underwriting results have yet to keep up with the growth of the health business, which could put pressure on profits and solvency in the long term, according to an AM Best report.

Whilst the country’s health insurance market is only expected to grow stronger, supported by a rising awareness and changing demographics, this expansion has not been accompanied by adequate earnings amidst regulatory changes.

The segment has recorded some of the weakest underwriting results in the non-life industry over the past decade, the report said, with the 10-year average loss ratio hovering around 98%. Although this has lessened in the past few years, the ratio still remains at an “unviable” 88% in FY2020.

The prevalence of group health insurance with limited rate adjustment capacity also contributes to the weak underwriting results. These policies comprise a bulk of total health insurance premiums, and non-life insurers usually price them at a large discount to bundle these with other commercial insurance products. Profits from other business lines are often used to balance underwriting losses.

This approach is unsustainable over the long term, the report said, because profit margins of other lines have been spiralling down due to competition. In addition, the new regulation that will promote uniformity whilst expanding on coverage will put pressure on profits.

On the other hand, the full effect of the pandemic has yet to materialise, with the recent COVID-19 surge likely to reduce the number of claims, but insurers may see a higher amount of pandemic-related claims compared to 2020.

 

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

CEO MSIG Asia berbagi pendekatan terhadap evolusi manajemen risiko

CEO Clemens Philippi menjelaskan alasan MSIG Asia berpegang pada strategi berbasis Jepang untuk berpikir jangka panjang dan keberlanjutan.

Zurich memprediksi sektor UMKM sebagai potensi pertumbuhan untuk asuransi embedded

Roopa Malhotra dari Zurich mengadvokasi asuransi embedded, menekankan sifat kontekstualnya sebagai katalisator kesadaran dan adopsi nasabah.

Bagaimana Singlife berencana untuk memperbesar penetrasi asuransi di Filipina melalui GCash

Para ekspert menyoroti paparan ekonomi negara tersebut terhadap perubahan iklim.

Titan-titan asuransi dan perbankan Asia berjanji untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim

Pemimpin-pemimpin asuransi dan perbankan bergabung untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menekankan perlunya investasi berkelanjutan dan strategi transisi yang inklusif.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.