, APAC
137 views

Technology tops risk for insurers in APAC

Multiple technology projects could put a strain on insurers.

Technology is the number one risk for insurers in the Asia Pacific and third globally according to the Insurance Banana Skins 2021 report by PwC.

According to the report, modernisation comes with a cost as juggling multiple technology modernisation projects can put a strain on the insurers especially when resources are required to strengthen cyber resilience simultaneously.

This is even more so for insurers with legacy platforms as it is more challenging for them to embed Robotic Process Automation and artificial intelligence in their daily processes. Insurers are aware that they need to reduce complexities over their existing systems and get rid of the drag by legacy technology however upgrading or migrating to a new platform is not an easy alternative due to the volume and long-tail data that the insurers hold.

“In certain instances, replacing the legacy systems may be more costly than continuing and building plugs around the existing ones. This is certainly not a straightforward decision which needs to be made in the context of the overall business strategy,” PwC said.

Additionally, the talent shortage is impacting digital transformation initiatives. There is great demand for IT specialists to support these digital transformation initiatives. PwC said these IT specialists need to be equipped with complementary skill sets including, insurance business knowledge, innovative skills, and project management skills

Meanwhile, crime, specifically cybercrime, is a growing risk for insurers, ranking second in APAC.

The report said that rapid digital transformation and remote working arrangements driven by the pandemic have brought about increased cybersecurity risk.

“As insurers move to digitalise most processes with greater reliance on automation, it is imperative that new processes and controls are designed properly with IT and data vulnerabilities comprehensively considered,” PwC said.

Follow the link s for more news on

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

CEO MSIG Asia berbagi pendekatan terhadap evolusi manajemen risiko

CEO Clemens Philippi menjelaskan alasan MSIG Asia berpegang pada strategi berbasis Jepang untuk berpikir jangka panjang dan keberlanjutan.

Zurich memprediksi sektor UMKM sebagai potensi pertumbuhan untuk asuransi embedded

Roopa Malhotra dari Zurich mengadvokasi asuransi embedded, menekankan sifat kontekstualnya sebagai katalisator kesadaran dan adopsi nasabah.

Bagaimana Singlife berencana untuk memperbesar penetrasi asuransi di Filipina melalui GCash

Para ekspert menyoroti paparan ekonomi negara tersebut terhadap perubahan iklim.

Titan-titan asuransi dan perbankan Asia berjanji untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim

Pemimpin-pemimpin asuransi dan perbankan bergabung untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menekankan perlunya investasi berkelanjutan dan strategi transisi yang inklusif.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.