, APAC
344 views
Photo by Scott Graham for Unsplash

Demand for risk insurance in Asia 'steady' in 2023: Marsh

This is due to the expansion of the Asian market’s capacity for warranty and indemnity insurance

A report from Marsh revealed that a “steady” demand for transactional risk insurance solutions in Asia will remain and improve in 2023. However, the premium rates in the region will continue to drop from their previous elevated levels in 2021.

According to their Global Transactional Risk Report, this is due to the expansion of the capacity of Asia’s market for warranty and indemnity insurance despite being “underserved”, as well as increased competition generated by new insurance companies.

The report also said that there is an increase in tax insurance in the Asian market to mitigate the tax risk arising from mergers and acquisitions transactions (M&A) this year due to the region’s better understanding of the product and a growing insurer appetite “to insure Asian tax risks.”

READ MORE: APAC outperforms as global insurance M&A hit 10-year high in 2022

Meanwhile, the Global Transactional Risk Report also revealed that transactional risk insurance placements in Asia in 2022 remained “resilient” despite an overall “heavily weighed” M&A activity due to global macroeconomic and geopolitical pressures.

According to Marsh, the resiliency is caused by the continued stability of Southeast Asia’s M&A market and the strong Indian market. Because of this, the average premium rate for Asia increased slightly from 2.25% in 2021 to 2.32% in 2022.

“Overall, closed deal counts decreased only slightly — by 12% — compared to 2021’s record-breaking levels, total limits placed grew by 35.6% over the previous year,” the report added.
 

Follow the link for more news on

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

CEO MSIG Asia berbagi pendekatan terhadap evolusi manajemen risiko

CEO Clemens Philippi menjelaskan alasan MSIG Asia berpegang pada strategi berbasis Jepang untuk berpikir jangka panjang dan keberlanjutan.

Zurich memprediksi sektor UMKM sebagai potensi pertumbuhan untuk asuransi embedded

Roopa Malhotra dari Zurich mengadvokasi asuransi embedded, menekankan sifat kontekstualnya sebagai katalisator kesadaran dan adopsi nasabah.

Bagaimana Singlife berencana untuk memperbesar penetrasi asuransi di Filipina melalui GCash

Para ekspert menyoroti paparan ekonomi negara tersebut terhadap perubahan iklim.

Titan-titan asuransi dan perbankan Asia berjanji untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim

Pemimpin-pemimpin asuransi dan perbankan bergabung untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menekankan perlunya investasi berkelanjutan dan strategi transisi yang inklusif.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.