, Australia
421 views
Photo by Joey Csunyo via Unsplash.

Australia unveils new standards for banks, insurers’ operational risk management

The new standard will take effect on 1 July 2025.

The Australian Prudential Regulation Authority (APRA) has released its new prudential standard, Prudential Standard CPS 230 Operational Risk Management (CPS 230) aimed at ensuring that banks, insurers, and superannuation trusteed can manage operational risks and disruptions.

The new standard will commence on 1 July 2025.

APRA chair John Lonsdale said the finalisation of CPS 230 will strengthen the management of operational risk across APRA’s regulated population. 

“Disruptions to financial services can cause a major detrimental impact to the people who rely on them to pay bills, recover from financial loss or support themselves in retirement,” he said in the statement announcing the new standards.

“The need for APRA’s new standard has been demonstrated by a number of recent operational risk control failures and disruptions, including material cyber breaches. This new standard will ensure that regulated entities set and test controls and maintain robust business continuity plans to respond if disruptions do occur,” Londsdale added.

ALSO READ: Australian banks face elevated risk of credit losses: S&P

CPS 230 provides a new foundation for APRA-regulated entities to: strengthen operational risk management through new requirements to address identified weaknesses in existing controls; improve business continuity planning to ensure they are positioned to respond to severe disruptions; and enhance third-party risk management by ensuring risks from material service providers are appropriately managed.  

Industry consultation for the new standards commenced on July 2022.

“We expect regulated entities to be proactive in preparing for implementation, rather than waiting until the last minute to get ready to meet the new requirements. There will be a transition phase for existing contractual arrangements with material service providers for entities that need some flexibility,” Lonsdale said. 
 

Follow the link for more news on

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

CEO MSIG Asia berbagi pendekatan terhadap evolusi manajemen risiko

CEO Clemens Philippi menjelaskan alasan MSIG Asia berpegang pada strategi berbasis Jepang untuk berpikir jangka panjang dan keberlanjutan.

Zurich memprediksi sektor UMKM sebagai potensi pertumbuhan untuk asuransi embedded

Roopa Malhotra dari Zurich mengadvokasi asuransi embedded, menekankan sifat kontekstualnya sebagai katalisator kesadaran dan adopsi nasabah.

Bagaimana Singlife berencana untuk memperbesar penetrasi asuransi di Filipina melalui GCash

Para ekspert menyoroti paparan ekonomi negara tersebut terhadap perubahan iklim.

Titan-titan asuransi dan perbankan Asia berjanji untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim

Pemimpin-pemimpin asuransi dan perbankan bergabung untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menekankan perlunya investasi berkelanjutan dan strategi transisi yang inklusif.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.