, India
117 views
Photo by Igor Starkov from Pexels

India’s insurance authority moves toward risk-based capital for dev’t agenda

A 'technical guidance' document has been issued to assist the insurance industry.

The Insurance Regulatory and Development Authority of India (IRDAI) is actively engaged in creating and implementing the Indian Risk-Based Capital (Ind-RBC) Framework.

This framework aims to ensure that insurers maintain an appropriate capital level that aligns with the risks inherent in their insurance and reinsurance activities. 

By doing so, it becomes a crucial tool for insurers to optimise capital usage and enhance risk management effectiveness.

The Ind-RBC framework for the domestic insurance industry is part of its developmental agenda.

Transitioning from the present factor-based model to the RBC model is a significant move for the IRDAI, the institution said in a statement.

This transition is being initiated through the First Quantitative Impact Study (QIS1), a key step that allows a comprehensive assessment of potential impacts on insurers' capital and overall solvency. 

A 'technical guidance' document has been issued to assist the insurance industry in quantifying and assessing risks in the context of QIS1, accompanied by a corresponding circular.

ALSO READ: Indian life insurance industry to reach $170b in four years: Global Data

To ensure a systematic progression, insurers are required to submit the QIS1 outcomes within a specified timeframe. 

Following the assessment of QIS1 results, IRDAI plans to conduct successive quantitative impact studies (QIS), an ongoing process that could lead to refining and evolving the RBC framework, ultimately leading to its formal implementation.

IRDAI said this approach not only enhances financial resilience but also aligns with the shared vision of inclusive insurance by the year 2047.

 

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

CEO MSIG Asia berbagi pendekatan terhadap evolusi manajemen risiko

CEO Clemens Philippi menjelaskan alasan MSIG Asia berpegang pada strategi berbasis Jepang untuk berpikir jangka panjang dan keberlanjutan.

Zurich memprediksi sektor UMKM sebagai potensi pertumbuhan untuk asuransi embedded

Roopa Malhotra dari Zurich mengadvokasi asuransi embedded, menekankan sifat kontekstualnya sebagai katalisator kesadaran dan adopsi nasabah.

Bagaimana Singlife berencana untuk memperbesar penetrasi asuransi di Filipina melalui GCash

Para ekspert menyoroti paparan ekonomi negara tersebut terhadap perubahan iklim.

Titan-titan asuransi dan perbankan Asia berjanji untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim

Pemimpin-pemimpin asuransi dan perbankan bergabung untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menekankan perlunya investasi berkelanjutan dan strategi transisi yang inklusif.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.