, APAC
/Dan Cristian Padure from Unsplash

Asia’s Q3’23 insurance pricing flat for the second quarter in a row

Overall pricing for the third quarter remained flat, similar to the previous quarter.

In the third quarter, insurance pricing in Asia remained unchanged compared to the previous quarter. 

According to a Marsh report, property insurance pricing saw a consistent 2% increase over the past six quarters, with some countries like China and Korea witnessing minor pricing decreases offset by increases due to catastrophe exposure in the region.

Whilst most domestic insurers reported profitability in their first-half results for 2023, some remained cautious due to the recent extreme weather patterns in North Asia during the late third quarter. 

Clients in catastrophe-prone areas faced heightened scrutiny from insurers.

Casualty insurance pricing, on the other hand, declined by 2% for the fourth consecutive quarter. This decline was attributed to ample capacity, competition between international and local companies, and reduced turnover for many insureds. 

Casualty insurers paid close attention to their exposure to the US market, particularly regarding large awards and settlements. Rates for workers' compensation and auto liability were competitive across various countries.

ALSO READ: Asia’s insurance pricing ‘flat’, cyber coverage demand rise in Q2

In the financial and professional lines sector, pricing declined by 3% during the quarter, following a 5% decrease in the previous quarter.

Directors and Officers (D&O) rates continued to decline, with significant reductions in several countries. Increased appetite and capacity from local markets for US-listed companies led to pricing competition and, in many cases, reduced rates. 

The financial institution sector witnessed stable pricing with improved terms and coverages offered by insurers.

Cyber insurance pricing remained unchanged in the quarter after an 8% increase in the previous quarter. This stability was attributed to a growing risk appetite and capacity in the market. Underwriters continued to focus on cybersecurity controls, with particular attention to areas like war perils due to ongoing geopolitical tensions. 

Ransomware severity and the sophistication of malicious actors continued to rise, with data encryption and business interruption being the most significant contributors to losses.

 

Follow the link for more news on

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

CEO MSIG Asia berbagi pendekatan terhadap evolusi manajemen risiko

CEO Clemens Philippi menjelaskan alasan MSIG Asia berpegang pada strategi berbasis Jepang untuk berpikir jangka panjang dan keberlanjutan.

Zurich memprediksi sektor UMKM sebagai potensi pertumbuhan untuk asuransi embedded

Roopa Malhotra dari Zurich mengadvokasi asuransi embedded, menekankan sifat kontekstualnya sebagai katalisator kesadaran dan adopsi nasabah.

Bagaimana Singlife berencana untuk memperbesar penetrasi asuransi di Filipina melalui GCash

Para ekspert menyoroti paparan ekonomi negara tersebut terhadap perubahan iklim.

Titan-titan asuransi dan perbankan Asia berjanji untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim

Pemimpin-pemimpin asuransi dan perbankan bergabung untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menekankan perlunya investasi berkelanjutan dan strategi transisi yang inklusif.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.