, APAC
/Federica Galli from Unsplash

The lack of available resources forces asset owners to remain on legacy tech: Survey

More than half of asset owners, including insurers, still utilise spreadsheets for monitoring assets.

Over half (55%) of surveyed asset owners worldwide still use spreadsheets to monitor asset allocation operations, marking an increase from 40% in October last year, according to a Milestone Group survey.

There is a growing reliance on spreadsheets and 'homegrown' solutions among asset owners, including pension funds, public funds, sovereign wealth funds (SWFs), superannuation funds, endowments, and life insurance companies for monitoring and managing their investment portfolio asset allocation activities.

The new research conducted in partnership with ValueExchange, RBC, and Citisoft, titled "Asset Owner Transformation in 2023," showed the trends in the asset hemisphere.

Furthermore, only around 41% of respondents utilise a dedicated portfolio management system to generate a comprehensive view of their portfolios. 

This reliance on spreadsheets is seen as inefficient for managing investment data and adjusting allocations in response to economic and market events.

ALSO READ: Health insurance amongst top five benefits S’poreans are looking for in jobs: Survey

Additionally, the survey highlights that 43% of asset owners are seeking to modernize their operating models and the underlying technology.

 Meanwhile, 45% are prioritising enhancements to their data management capabilities in the coming years.

While these findings suggest a collective desire among asset owners to move away from legacy technology and operating models in their asset allocation processes, the research also identifies common challenges hindering their efforts. 

The most prevalent obstacle to successful transformation projects is the lack of available expert resources, cited by 41% of respondents. 

Other challenges include extended project durations before desired returns are achieved (18%) and difficulties in measuring the problem and defining a compelling business case (10%).

 

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

CEO MSIG Asia berbagi pendekatan terhadap evolusi manajemen risiko

CEO Clemens Philippi menjelaskan alasan MSIG Asia berpegang pada strategi berbasis Jepang untuk berpikir jangka panjang dan keberlanjutan.

Zurich memprediksi sektor UMKM sebagai potensi pertumbuhan untuk asuransi embedded

Roopa Malhotra dari Zurich mengadvokasi asuransi embedded, menekankan sifat kontekstualnya sebagai katalisator kesadaran dan adopsi nasabah.

Bagaimana Singlife berencana untuk memperbesar penetrasi asuransi di Filipina melalui GCash

Para ekspert menyoroti paparan ekonomi negara tersebut terhadap perubahan iklim.

Titan-titan asuransi dan perbankan Asia berjanji untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim

Pemimpin-pemimpin asuransi dan perbankan bergabung untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menekankan perlunya investasi berkelanjutan dan strategi transisi yang inklusif.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.