, China
/Geralt from Pixabay

China’s insurer’s financing needs skyrocket to $29.7b: Report

Stricter solvency rules imposed in 2021 led to a decline in solvency indicators under the new regulations.

Chinese insurance companies faced an increased need for financing in 2023 to comply with stricter solvency rules, resulting in a significant surge of approximately 290% in funds raised compared to the previous year, YiCai Global reported.

According to data from the National Administration of Financial Regulation (NAFR), insurers raised $29.7b, up from $7.6b in the previous year.

Authorities approved 44 bond and share sales by insurers, generating $24b through 21 bond sales and $20b through share issues. 

READ MORE: Chinese Insurers' Financing Needs Surged Four-Fold to USD29.7 Billion in 2023

Notably, some companies, such as China Pacific Property Insurance, utilised both avenues to strengthen their capital base. China Pacific Property Insurance raised $1.41 through bond sales and increased its share capital by $67.1m.

The stricter solvency rules, introduced by the NAFR at the end of 2021, led to a decline in solvency indicators under the new regulations. 

As of 30 September, the average core solvency adequacy ratio for insurance companies was 126%, and the comprehensive solvency adequacy ratio was 194%, down from 220% and 232%, respectively, at the end of 2021. 

ALSO READ: Investment income to steer China Taiping Insurance’s bottom line: AM Best

These ratios represent the share of an insurer's capital to the minimum capital required by regulators, with the core ratio mandated to be no lower than 60% and the comprehensive ratio required to be at least 120%, according to regulations. As the three-year transitional period for the new rules concludes next year, it is anticipated that many insurers will continue issuing bonds to alleviate capital pressures, as noted by Guotai Junan Securities.

 

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

CEO MSIG Asia berbagi pendekatan terhadap evolusi manajemen risiko

CEO Clemens Philippi menjelaskan alasan MSIG Asia berpegang pada strategi berbasis Jepang untuk berpikir jangka panjang dan keberlanjutan.

Zurich memprediksi sektor UMKM sebagai potensi pertumbuhan untuk asuransi embedded

Roopa Malhotra dari Zurich mengadvokasi asuransi embedded, menekankan sifat kontekstualnya sebagai katalisator kesadaran dan adopsi nasabah.

Bagaimana Singlife berencana untuk memperbesar penetrasi asuransi di Filipina melalui GCash

Para ekspert menyoroti paparan ekonomi negara tersebut terhadap perubahan iklim.

Titan-titan asuransi dan perbankan Asia berjanji untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim

Pemimpin-pemimpin asuransi dan perbankan bergabung untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menekankan perlunya investasi berkelanjutan dan strategi transisi yang inklusif.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.