, South Korea
/Piret Liver from Unsplash

South Korea’s insurers register better capital adequacy ratio Q3’23

FSS promises the industry to help maintain sufficient capital buffers amid volatile and uncertain financial market conditions.

As of the end of September 2023, domestic insurance companies in South Korea showed an increase in their capital adequacy ratios under the Korean Insurance Capital Standard (K-ICS), data from Korea’s Financial Supervisory Service (FSS) showed.

When transitional measures are applied, the overall capital adequacy ratio stood at 224.2%, a slight increase of 0.6 percentage points from 223.6% three months prior. 

Specifically, life insurance companies saw a growth of 0.2 percentage points to 224.5%, and non-life insurers experienced a 1.1 percentage point increase to 223.8%.

However, without the transitional measures, the capital adequacy ratios under K-ICS were 201.8%, marginally up by 0.1 percentage points from 201.7% three months earlier. 

In this scenario, life insurance companies witnessed a decrease of 0.3 percentage points to 195.9%, while non-life insurance companies enjoyed a rise of 0.6 percentage points to 210.6%.

ALSO READ: Korea's driver insurance booms, navigates regulatory challenges

The available capital under K-ICS was reported at KRW261.7t ($200b) at the end of September 2023, showing an increase of KRW2.2t ($1.7b) from three months earlier. 

This growth in available capital was attributed to a decrease in insurance contract liabilities due to rising interest rates and an increase in new insurance contracts during the July-to-September period. 

Additionally, the required capital under K-ICS increased by KRW 0.7t ($530b) to KRW116.7t ($88b). Notably, lapse risk saw an expansion of KRW3.6t, ($2.7b) while market risk decreased by KRW 0.9 trillion ($680m), leading to a rise in life/long-term insurance risk by KRW 2.2t ($1.7b).

With a capital adequacy ratio of 224.2% under K-ICS as of the end of September 2023, the FSS is committed to closely managing and supervising insurance companies to ensure they maintain sufficient capital buffers amid volatile and uncertain financial market conditions.

(KRW1.00 = $0.00075)

 

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

CEO MSIG Asia berbagi pendekatan terhadap evolusi manajemen risiko

CEO Clemens Philippi menjelaskan alasan MSIG Asia berpegang pada strategi berbasis Jepang untuk berpikir jangka panjang dan keberlanjutan.

Zurich memprediksi sektor UMKM sebagai potensi pertumbuhan untuk asuransi embedded

Roopa Malhotra dari Zurich mengadvokasi asuransi embedded, menekankan sifat kontekstualnya sebagai katalisator kesadaran dan adopsi nasabah.

Bagaimana Singlife berencana untuk memperbesar penetrasi asuransi di Filipina melalui GCash

Para ekspert menyoroti paparan ekonomi negara tersebut terhadap perubahan iklim.

Titan-titan asuransi dan perbankan Asia berjanji untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim

Pemimpin-pemimpin asuransi dan perbankan bergabung untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menekankan perlunya investasi berkelanjutan dan strategi transisi yang inklusif.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.