/Wesley Tingey from Unsplash

New reinsurance guidelines spotlight Indian insurers' capital management

The IRDAI is actively considering introducing collaterals within the Indian insurance industry.

The Insurance Regulatory and Development of India has unveiled guidelines on Collateralized Reinsurance Transactions for Placement of Reinsurance Business with Cross Border Reinsurers (CBRs) which aims to enhance risk management and protect the interests of policyholders and insurers in the Indian insurance industry.

Capital management is becoming increasingly crucial for insurers/cedants to optimise their solvency balance sheets and manage risks effectively. Reinsurance serves as a vital capital management tool, enabling insurers/cedants to transfer a portion of their risk to other insurers/reinsurers.

In many jurisdictions, reinsurance transactions are backed by collaterals to mitigate counterparty default risk, with the amount of collateral required depending on the type of reinsurance and the reinsurer's creditworthiness.

ALSO READ: AXA XL Reinsurance CEO ‘bullish’ for 2024

Collateral requirements protect the interests of policyholders and insurers, fostering confidence in the market and attracting reinsurers to promote a healthy insurance ecosystem.

The IDRAI is actively considering introducing collaterals within the Indian insurance industry, specifically for reinsurance transactions with CBRs.

An exposure draft of proposed guidelines is open for comments from insurers/reinsurers/stakeholders.

After the feedback period, the Authority will review the comments received and consider incorporating relevant suggestions into the final guidelines. The final guidelines will be issued following due consideration of stakeholder input and regulatory requirements.

Follow the link s for more news on

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

CEO MSIG Asia berbagi pendekatan terhadap evolusi manajemen risiko

CEO Clemens Philippi menjelaskan alasan MSIG Asia berpegang pada strategi berbasis Jepang untuk berpikir jangka panjang dan keberlanjutan.

Zurich memprediksi sektor UMKM sebagai potensi pertumbuhan untuk asuransi embedded

Roopa Malhotra dari Zurich mengadvokasi asuransi embedded, menekankan sifat kontekstualnya sebagai katalisator kesadaran dan adopsi nasabah.

Bagaimana Singlife berencana untuk memperbesar penetrasi asuransi di Filipina melalui GCash

Para ekspert menyoroti paparan ekonomi negara tersebut terhadap perubahan iklim.

Titan-titan asuransi dan perbankan Asia berjanji untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim

Pemimpin-pemimpin asuransi dan perbankan bergabung untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menekankan perlunya investasi berkelanjutan dan strategi transisi yang inklusif.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.