, Australia
/Kelly Sikkema from Unsplash

APRA to assess industry's climate risk management

This year’s survey will have participants from banking, insurance, and superannuation entities.

Australian Prudential Regulation Authority (APRA) will launch a voluntary survey for its regulated entities to self-assess their current practices against APRA's guidance on managing financial risks associated with climate change. 

This follows APRA's 2022 climate risk self-assessment survey.

The purpose of the survey is to enhance understanding of how APRA-regulated entities identify, assess, and manage climate-related financial risks. 

It will use APRA's Prudential Practice Guide CPG 229 Climate Change Financial Risks, published on 26 November 2021, as its benchmark.

The survey will help incorporate climate-related risks into APRA's supervisory assessments and improve comparability and practices within the industry.

ALSO READ: APRA issues supervision and policy priorities for 1H’24

In 2022, APRA invited Tier 1 and Tier 2 regulated entities to participate. For the 2024 survey, all Banking, Insurance, and Superannuation entities under APRA's supervision will have the opportunity to participate.

The survey assesses alignment between entity approaches and APRA's guidance, primarily using a multiple-choice question format. 

Some questions remain unchanged from 2022, while new ones address evolving topics like nature risk and transition plans.

Entities will be invited to complete the survey via an online questionnaire, with six weeks to respond. APRA will provide de-identified peer comparison results to participants and publish industry-level insights from the survey.

Insights from the survey will inform APRA's supervisory approaches, and future iterations may monitor industry changes over time.

Follow the link for more news on

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

CEO MSIG Asia berbagi pendekatan terhadap evolusi manajemen risiko

CEO Clemens Philippi menjelaskan alasan MSIG Asia berpegang pada strategi berbasis Jepang untuk berpikir jangka panjang dan keberlanjutan.

Zurich memprediksi sektor UMKM sebagai potensi pertumbuhan untuk asuransi embedded

Roopa Malhotra dari Zurich mengadvokasi asuransi embedded, menekankan sifat kontekstualnya sebagai katalisator kesadaran dan adopsi nasabah.

Bagaimana Singlife berencana untuk memperbesar penetrasi asuransi di Filipina melalui GCash

Para ekspert menyoroti paparan ekonomi negara tersebut terhadap perubahan iklim.

Titan-titan asuransi dan perbankan Asia berjanji untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim

Pemimpin-pemimpin asuransi dan perbankan bergabung untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menekankan perlunya investasi berkelanjutan dan strategi transisi yang inklusif.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.