, Singapore

Breaking the analytics code in insurance

With rapid and revolutionary transformations in business-customer interaction across the globe, private customer data is now considered the insurer’s digital goldmine. Asian insurers, traditional they may be, are finally catching up to the analytics game. Enhanced online customer engagement is slowly eliminating countless piles of feedback forms as businesses make it their primary aim to digitally collect and manage private and precious customer data.

According to Celent, an intuitive customer experience requires understanding what customers want and how they want to receive information. The survey revealed that customers and insurers are mostly on board on what they expect from each other, with customers prioritising the speed to get relevant information and also the intuitiveness of tools and interfaces offered by insurers.

Collecting customer data
Celent defines three approaches in collecting customer data: the manual “just in time” approach, a method that is mostly insurer-led and relies on existing business processes; the consumer-led data harvesting approach, where the insurer banks on the digital footprint of the customer; and the insurer-generated sensing and awareness approach, which relies on data harvesting for the purpose of predictive analytics.

Meanwhile, Ari Chester, principal at McKinsey & Company, refers to the latter approaches as “advanced analytics” or “data science.” For insurers, advanced analytics has resulted in sophisticated fraud identification in various kinds of insurance as well as the use of claims modeling in compensation, among others. According to them, adopting analytics requires passing through four stages: building insights, capturing value, achieving scale, and becoming an analytics-driven organisation.

Furthermore, for analytics to be truly a success, CEOs, together with the rest of the senior leaders, must make it their priority, adds Chester. Not only that, success in analytics takes time and a lot of effort, hence executives must commit whatever the short-term costs.

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

CEO MSIG Asia berbagi pendekatan terhadap evolusi manajemen risiko

CEO Clemens Philippi menjelaskan alasan MSIG Asia berpegang pada strategi berbasis Jepang untuk berpikir jangka panjang dan keberlanjutan.

Zurich memprediksi sektor UMKM sebagai potensi pertumbuhan untuk asuransi embedded

Roopa Malhotra dari Zurich mengadvokasi asuransi embedded, menekankan sifat kontekstualnya sebagai katalisator kesadaran dan adopsi nasabah.

Bagaimana Singlife berencana untuk memperbesar penetrasi asuransi di Filipina melalui GCash

Para ekspert menyoroti paparan ekonomi negara tersebut terhadap perubahan iklim.

Titan-titan asuransi dan perbankan Asia berjanji untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim

Pemimpin-pemimpin asuransi dan perbankan bergabung untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menekankan perlunya investasi berkelanjutan dan strategi transisi yang inklusif.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.